JENIS GAHARU DI KALIMANTAN DAN INDONESIA

Jenis Gaharu di hutan kalimantan didominasi oleh gaharu dari genus Aquilaria. Beberapa yang paling sering ditemukan yaitu jenis dari Aquilaria Microcarpa, Aquilaria Malaccensis dan Aquilaria Beccariana.
Untuk menentukan jenis gaharu dapat dilihat dari beragam aspek, misalnya saja ciri morfologis, lokasi penyebaran, sifat fisik gaharu, bahkan dapat diidentifikasi juga berdasarkan nama daerah. Pada umumnya, jenis ini memiliki ketinggian batang mencapai 35 s/d 40 Meter. Jenis Aquilaria malaccensis memiliki diameter rata-rata sekitar 60 cm dengan ketinggian mencapai 40 meter.  


Secara fisik, jenis-jenis dari Aquilaria biasanya ditandai dengan bentuk kulit batang yang licin, kulit batang juga memiliki warna keputih-putihan, daging kayu lebih keras dibanding jenis gaharu lainya.
Aquilaria berdasarkan bentuk daun biasanya dicirikan dengan bentuk daun yang meruncing pada bagian ujung daun, tampak mengkilap jika terkena cahaya matahari. Buah jenis Aqularia spp berbentuk bulat telur, memiliki panjang sekitar 3 s/d 5 cm dengan kulit tertutup oleh bulu halus kemerahan. Beberapa jenis dari Aquilaria antara lain adalah A. malaccensis, A. filarial, A. hirta, A. microcarpa, A. agallocha roxb, A. beccariana, A. secundana, A. moszkowskii, A. tomentosa.

Gaharu atau Aquilaria malaccensis adalah sejenis pohon anggota suku gaharu-gaharuan (Thymelaeaceae). Jenis ini dapat dijumpai di Banglades, Bhutan, India, Indonesia, Iran, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, dan Thailand. Tumbuhan ini, karena nilai ekonominya, terancam punah karena rusaknya habitat.
Tinggi gaharu mencapai 40 m, dengan diameter lebih dari 60 cm. Batangnya lurus, tidak berbanir. Kulit batangnya halus, dengan warna coklat keputih-putihan. 




Tajuknya bulat, lebat, dengan percabangan horisontal. Daunnya tunggal, berseling, tebal, bentuknya jorong hingga jorong-melanset, dan panjang. Tajuknya lebat, bulat, percabangannya horisontal. Perbungaannya berbentuk payung, membentuk cabang, tumbuh pada ketiak daun.
Bunganya kecil, berwarna hijau/kuning kotor, dan berbulu jarang. Buahnya berbentuk telur terbalik, dan berbulu halus. Untuk pembudidayaan, pernah dicoba dengan biji. Perkecambahan biji dapat mencapai 47%. Dalam waktu tiga tahun saja, setelah disemai, pohon muda gaharu dapat mencapai tinggu 2,5 m.
Gaharu sebagai komoditi unggulan karena memiliki aroma yang harum dan sering digunakan sebagai bahan pembuat parfum, pewangi ruangan, dupa, minyak dan obat tradisional, misalnya obat sakit ginjal, sakit gigi, rematik, pengurang rasa sakit, penambah tenaga dan penawar bisa (Sudrajat, 2003) serta merupakan sumber devisa untuk komoditi HHBK yang bernilai ekonomi tinggi (Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, 2006). 

Selain itu kulit kayu dan daun pohon penghasil gaharu jenis Aquilaria malaccensis dapat digunakan sebagai obat muntah-muntah .Gaharu adalah gumpalan padat, berwarna cokelat kehitaman sampai hitam dan berbau harum yang terdapat pada bagian batang, cabang atau akar dari jenis tumbuhan penghasil gaharu yang telah mengalami proses perubahan kimia dan fisika akibat terinfeksi oleh sejenis jamur
Kayu Gaharu menjadi mahal setelah menjadi gupal. Gupal ini mengandung resin atau getah setelah pohon gaharu terinfeksi sejenis jamur parasit (yang disebut kapang) dari anggota kelas Ascomycetes. Gupal inilah yang menjadikan kayu gaharu menjadi khas, unik, dan beraroma wangi. Dan gupal ini pula yang kemudian dihargai sangat mahal di pasar indonesia  maupun pasar dunia.

Kayu gaharu, baik yang mengandung gupal ataupun tidak, dieskpor ke berbagai negara seperti Saudi Arabia, Kuwait Yaman, United Emirat, Turki, Singapura, Jepang, China, dan Amerika Serikat. Di sana kayu gaharu dijadikan bahan baku untuk industri kosmetik, wewangian, obat-obatan, hingga menjadi hio (dupa wewangian) dan aneka kerajinan. Kayu gaharu dengan kualitas gupal terbaik bisa dihargai hingga puluhan juta rupiah persatu kilogramnya.
Beberapa jenis - jenis gaharu yang tumbuh di Indonesia antara lain :
Aquilaria beccariana Van Tiegh; Di Indonesia tumbuh secara alami di Sumatera dan Kalimantan. Di samping itu juga hidup di Semenanjung Malaya. Nama latin tumbuhan ini mempunyai sinonim diantaranya : Aquilaria cumingiana var. parviflora Airy Shaw, Aquilaria grandifolia Domke, dan Gyrinopsis grandifolia (Domke) Quisumb.

Di Indonesia memiliki beberapa nama daerah semisal, mengkaras, gaharu, dan gumbil nyabak. Oleh IUCN Red List, spesies ini dikategorikan sebagai Rentan (Vulnerable).
Aquilaria cumingian (Decne.) Ridl.; Tumbuh di pulau Morotai dan Halmahera, Maluku, serta di Filipina.Tumbuhan ini memiliki beberapa nama sinonim seperti Aquilaria pubescens H. Hallier, Decaisnella cumingiana Kuntze, Gyrinopsis cumingiana Decne., Gyrinopsis cumingiana var. pubescens Elmer, Gyrinopsis decemcostata H. Hallier, dan Gyrinopsis pubifolia Quisumb. Oleh IUCN Red List, spesies ini dikategorikan sebagai Rentan (Vulnerable).

Aquilaria filaria (Oken) Merr.; Gaharu jenis ini tumbuh di Indonesia (Morotai, Seram,  Ambon, Nusa Tenggara, Papua), Papua Nugini, dan Filipina. Nama sinonimnya antara lain Aquilaria acuminata (Merr.) Quisumb., Aquilaria tomentosa Gilg, Gyrinopsis acuminata Merr., dan Pittosporum filarium Oken. Di Maluku disebut Las sedang di Papua dinamai Age.
Aquilaria hirta Ridl; Jenis gaharu ini tumbuh di Indonesia (Sumatera) dan Semenanjung Malaya. Nama sinonimnya adalah Aquilaria moszkowskii Gilg.

Aquilaria malaccensis Benth.; Tumbuh di Indonesia (Sumatera, Simalue, dan Kalimantan), Filipina (Luzon), India (Assam), Bangladesh, Myanmar, dan Malaysia (Semenanjung Malaya, Sabah, dan Serawak). Di Indonesia dikenal dengan beberapa nama daerah seperti ahir, karas, gaharu, garu, halim, kereh, mengkaras dan seringak. Oleh IUCN Red List, spesies ini dikategorikan sebagai Rentan (Vulnerable).

Aquilaria microcarpa Baill.; Tumbuh di Indonesia (Sumatera, bangka, Belitung, dan Kalimantan) dan Malaysia (Semenanjung Malaya, Sabah, dan Serawak). Nama ilmiah tumbuhan ini mempunyai beberapa sinonim diantaranya Aquilaria borneensis Van Tiegh. ex Gilg,

Aquilariella borneensis Van Tiegh., dan Aquilariella microcarpa Van Tiegh. Di Indonesia dikenal juga dengan nama-nama daerah seperti ntaba, tangkaras, engkaras, karas, dan garu tulang. Oleh IUCN Red List, spesies ini dikategorikan sebagai Rentan (Vulnerable).

Selain itu juga masih terdapat beberapa spesies lain meliputi : A. apiculata (Mindanao, Filipina), A. baillonii (Kamboja, Laos, dan Vietnam), A. banaense (Vietnam), A. brachyantha (Luzon, Filipina), A. citrinicarpa (Mindanau, Filipina), A. crassna (Kamboja, Laos, dan Vietnam), A. khasiana (India), A. parvifolia (Luzon, Filipina), A. rostrata (Malaysia), A. rugosa (Vietnam), A. sinensis (China), A. subintegra (Thailand), A. urdanetensis (Mindanau, Filipina), dan A. yunnanensis (China).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer